Tuesday, March 19, 2013

Cara Menghafal Al Quran

Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:

1. Persiapan (Isti’dad)

Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
  • Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam).
  • Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi.
  • Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala.

2. Pengesahan (Tashih/setor)

Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebut, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut :
  • Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
  • Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
  • Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)

 Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya

II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan

  1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah.
  2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur’an.
  3. Istiqomah sampai ajal musamma.
  4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf).
  5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah).
  6. Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali).
  7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok).
  8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu.
  9. Memahami ayat yang akan dihafal

III. Macam-macam Metode Menghafal

A. Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
  1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang.
  2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati.
  3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya.
  4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan.
  5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai).
  6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa).
  7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal.
  8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo).
  9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat.

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal.
Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi.
  2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang.
  3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan.
  4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang.
  5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup).
  6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.

B. Sistem Jama’i.

Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
  • Bersama-sama baca keras.
  • Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:


a. Persiapan:
  1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah.
  2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta.
  3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah.
  4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja’ah hafalan lama.

b. Setoran ke ustad/ ustadzah :

  • Muroja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama.
  • Setor hafalan baru:
  1. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama.
  2. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
  3. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.
  • Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan. Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka ustad wajib menggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz,halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
  • Muroja’ah ditempat:
  1. Kembali ketempat semula.
  2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran.
  3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya.
  4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.

IV. Keistimewaan sistem jama’i

  1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar.
  2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain.
  3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca.
  4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an.
  5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik.
  6. Menguatkan hafalan lama dan baru.
  7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru.
  8. Meringankan beban ustad.
  9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an.
  10. Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah.
  11. Siap untuk dites dengan sistem acakan.
  12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan.

V. Jaminan


  • Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya. (perlu bukti, admin imm).
  • Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat.
  • Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir:23-24)

VI. Metode Muroja’ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)

Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah.

Berikut ini cara muroja’ah :
  • Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
  • Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
  • Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/suami dst.
  • Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:
  1. Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu.
  2. Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushafdan,
  3. Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain) maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah).




By Darmawan
Jakarta, 13 Maret 2013

Monday, March 18, 2013

Keutamaan Membaca Al Qur'an

Proses belajar membaca Al Qur'an Yayasan Ahmad Sami
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril AS, yang dijadikan sumber aturan hidup bagi seorang muslim. Al-Quran diriwayatkan secara mutawatir, artinya diriwayatkan oleh beberapa orang yang tidak mungkin terjadi kebohongan bersama. Dengan demikian mustahil Quran dipalsukan. Al-Quran menjadi sumber pedoman hidup, dan menjadi sumber hukum yang utama bagi setiap orang yang mengaku muslim. Oleh karena itu, membaca Al-Quran menjadi pintu gerbang bagi seorang muslim untuk dapat mengetahui dan memahami kandungan Al-Quran tersebut.
Membaca Al-Quran merupakan kewajiban mendasar dan memiliki nilai ibadah. Allah memerintahkan setiap mukmin untuk senantiasa membacanya:
“ bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)…..” (QS. Al-Ankabut (29): 45)
Proses belajar membaca Al Qur'an Yayasan Ahmad Sami
Karena membaca Al-Quran adalah ibadah, maka Allah SWT memberikan pahala bagi siapa saja yang mau membacanya. Pahala ini tidak hanya bagi yang membacanya secara fasih, tapi bagi yang terbata-bata pun, mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW pernah bersabda:

عن عائشة قالت: قال رسول الله صلم: المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ {رواه البخاري}
Dari Aisyah RA ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: “orang yang membaca Quran dengan mahir, akan bersama-sama dengan malaikat yang mulias lagi taat, dan orang yang membacanya dengan terbata-bata dan ia merasa berat, maka dia mendapatkan dua pahala (HR. Bukhari)
Allah memberikan keutamaan bagi para pembaca dan pentadabur Al-Quran, diantaranya:

1.     Menjadi manusia yang terbaik:
“Dari Utsman bin ‘Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
        ‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan       mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.

2.     Kenikmatan yang tiada bandingnya:
Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:

لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ

 "Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan  seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam." Muttafaqun alaih.

3.     al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat:
Dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:

اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ

“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim.

4.     Pahala berlipat ganda:
Dari Ibnu Mas’ud rad, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ “الـم” حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan  dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.

5.     Dikumpulkan bersama para malaikat:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad SAW bersabda:

المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.“ Muttafaqun ‘alaih.
Inilah sebagian dari anjuran dan keutamaan membaca al-Qur`an. Perlu perlu diingat bahwa, keutamaan-keutamaan di atas adalah keutamaan membaca al-Qur`an, bagi siapa saja, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Tentu kalau seseorang membaca Al-Quran dan ia memahami bahasanya, kemudian mengkaji tafsirnya juga, maka ia akan mendapatkan keutamaan yang lebih banyak lagi.

Saturday, March 16, 2013

Keutamaan Al-Qur'an


Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa’at (penolong) baginya pada hari Kiamat. Allah SWT telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dan terdapat dalam firman-Nya: “…. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS Thaha:123)


1. Keutamaan Al Qur’an dibandingkan perkataan-perkataan lainnya :
Sabda Rasulullah saw,”Keutamaan firman Allah azza wa jalla dibandingkan seluruh perkataan bagaikan keutamaan Allah dengan selain-Nya (makhluk-Nya.” (HR. Ad Darimi)

2. Al Qur’an lebih dicintai Allah swt daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.
Sabda Rasulullah saw,”Al Qur’an lebih dicintai Allah daripada langit dan bumi serta yang ada didalamnya.” (HR. Ad Darimi)

3. Al Qur’an adalah cahaya ditengah kegelapan
Sabda Rasulullah saw,”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)

4. Ahlul Qur’an adalah keluarga Allah swt
Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

5. Mereka adalah sebaik-baik umat.
Sabda Rasulullah saw,”Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori, Abu Daud dan tirmidzi)

6. Mereka diberikan apa-apa yang diberikan kepada para nabi kecuali wahyu
“Pada hari kiamat didatangkan para pembawa Al Qur’an lalu Allah azza jalla berkata,’kalianlah wadah perkatan-Ku (Al Qur’an) maka aku berikan kepada kalian apa-apa yang Aku berikan kepada para nabi kecuali wahyu.” …… (Fadhoilul Qur’an hal 9 – 11)

Copyright @ 2013 alislami.